LATAR BELAKANG SEJARAH BERDIRINYA
PONDOK
DAN SMP ISLAMIC QON
Kota
Gresik merupakan salah satu kota kabupaten pertama sebagai jalan masuk
penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa. Di
kota ini tepatnya Desa Giri terdapat makam Wali Allah, dikenal sebutan Sunan
Giri dan di dalam kota Gresik juga terdapat Makam Sunan Malik Ibrahim dan Makam
Raden Santri.
Gresik
dikenal sebutan kota Perdagangan, Kota Maritim dengan pelabuhannya yang cukup
besar dan sebagai lalu lintas menuju kota Surabaya dan kota lainnya, kini sebutan
tersebut hampir tidak terdengar lagi, sebab telah berkembang industri baik di
kota maupun di desa-desa, apalagi kabupaten Gresik telah ditetapkan oleh Pemerintah
Jatim sebagai salah satu wilayah pengembangan industri di Jawa Timur.
Kota Gresik dengan industrialisasinya
telah mengalami kemajuan pesat, baik dalam bidang perekonomian maupun
pembangunan infrastruktur, bahkan telah menarik kaum pendatang yang ingin
menikmati rezeki di kota pudak ini. Akibatnya akhir-akhir ini Gresik telah
mengalami perubahan drastis yang dikhawatirkan akan mengalami pergeseran
kultural baik dalam bidang kebudayaan, tradisi / adat istiadat, pergaulan,
terutama bidang agama, maupun bidang lain, yang pada gilirannya akan mengalami dekadensi moral yang sangat tidak diinginkan.
Berdasarkan kenyataan tersebut
sekaligus hasil istikhoroh yang dilakukan oleh Bapak KH. Moh. Hadlirin, S.Pd. maka pada
tanggal 25 Juni 2000, telah dimulai peletakan batu pertama pembangunan Masjid
sebagai langkah awal pembangunan Pondok, yang diberi nama Pondok Pesantren
Al-Qona’ah. Nama Al-Qona’ah ini atas restu Romo KH. Abd. Ghofur, Pemangku
Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan Jawa Timur. Pembangunan Pondok Pesantren Al-Qona’ah tidak berjalan dengan baik, banyak tantangan, rintangan, terutama terkendala tidak ada akses jalan menuju Pondok, hanya jalan kecil melalui Desa Tepen Baru, hal ini karena adanya pembangunan perumahan. Kondisi demikian membuat para pengurus seolah tidak berdaya padahal Pembangunan masjid hanya tinggal memberi atap genting.
Ditambah Pendiri Pondok yakni Bapak KH. Moh. Hadlirin, S.Pd. telah meninggal dunia. Praktis kegiatan
berhenti total. Para Pengurus kehilangan pemimpinnya, pembangunan tidak ada yang melanjutkan. Bertahun-tahun terbengkalai, kondisi masjid
nampak seperti rumah hantu.
Waktu terus berjalan, kegiatan manaqib
terus bergema, demikian juga usaha menyebarkan proposal tak henti-hentinya
dilakukan oleh Ubaidillah dan Islachuddin Yahya, bertahun-tahun usaha
dilakukan, tanpa merasa lelah. Perjuangan dan pengorbanan adalah dua kata yang
selalu melekat tanpa disadari, terutama perjuangan untuk mendapatkan Jalan menuju pondok. Pada awal Maret
2007 Allah SWT telah mempertemukan Islachuddin Yahya dan Ubaidillah dengan H.
Bahruddin, dermawan sukses, untuk menghadap kepada Bapak Ridlo, Putra H. Bisri
selaku Pemilik Perumahan GKB. Hasilnya adalah Bapak Ridlo telah mewakafkan
tanah yang dipakai Jalan menuju
Pondok, yakni di jalan Rantau (sebelah selatan). Jalan itu merupakan satu-satunya akses menuju pondok, sampai
sekarang digunakan jalan menuju pondok. Perjuangan tidak hanya sampai di sini
saja, Islachuddin Yahya dan Ubadillah terus melewati hari-harinya tanpa terasa,
mereka adalah pejuang sejati, tanpa pamrih, tanpa apa-apa, seolah tidak tahu
apa yang sebenarnya dicari, mereka terus bergerak, hanya mereka berdua, padahal
banyak orang yang diajak, tetapi kebanyakan mereka belum siap. di samping itu
banyak pula hinaan, cercaan, makian, dan
gangguan-gangguan mistik yang tidak masuk akal datang secara tiba-tiba, semua
itu atas izin Allah SWT dapat diatasi dengan baik.
Pada awal
November 2008 KH. M. Syubbanul Khotib
telah dikunjungi oleh Bapak H. Chusaini Mustas (Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Gresik) dan Bapak Drs. Kuwadijo (Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Gresik). Dalam pertemuan
tersebut telah melahirkan kesepakatan yakni akan membantu melanjutkan
pembangunan Pondok, membebaskan sebagian tanah ahli waris yang ada di
lingkungan pondok, kemudian tanah tersebut diwakafkan ke pondok, selain itu
juga akan bekerja sama dalam membangun
sarana pendidikan. Setelah pertemuan itu, KH. M. Syubbanul Khotib, Islachuddin
Yahya, dan Ubaidillah mengadakan rapat membicarakan pertemuannya dengan H.
Chusaini Mustas. Akhirnya diperoleh keputusan untuk menyusun kepengurusan baru,
yang terdiri dari : KH.M. Syubbanul Khotib, KH. Robbach Ma’sum, H. Kuwadijo, H.
Najich, H. Chusaini Mustas, Ubaidillah, Islachuddin Yahya, dan H. Muhammad Masyhur.
Kemudian diresmikan dalam akte notaris : Widatul Millah, S.H. Nomor 11 Tanggal 16
Januari 2009.
Pada awal
September 2010 telah mendapat Block Grand Bantuan Pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari Dirjen Pengembangan dan Perluasan
Sekolah Menengah Pertama. Sekolah tersebut diberi nama SMP ISLAMIC QON. Pembangunan
dimulai pada bulan September 2010 dan selesai pada bulan Maret 2011. Pengajuan
izin pendirian sekolah Nomor 425/2837/437.53.2/2010, pada tanggal 12 September
2010, selanjutnya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik telah memberikan
izin operasional dengan Nomor Statistik
Sekolah (NSS) 204050106138 dan Nomor Pokok Statistik Nasional (NPSN) 20574668.
Dalam
perkembangan awalnya, Kepala Sekolah SMP ISLAMIC QON yang pertama adalah Drs. Islachuddin Yahya, M.Pd. dan
Wakil Kepala Sekolah adalah Ubaidillah ST. Pada tahun pelajaran 2011-2012 menerima siswa baru sebanyak 40 siswa,
terbagi menjadi dua kelas, dibina oleh guru-guru berkualitas, direkrut melalui
seleksi yang sangat kompetitif. Sarana prasarana sekolah ini cukup baik.
Fasilitas belajar berstandar, ruang
kelas ber-AC dan multimedia.
Demi menjaga
kualitas, SMP ISLAMIC QON dibina oleh
Konsultan Pendidikan dari Jakarta (Bapak H. Khoirul Anam )
Seiring
perjalanan SMP ISLAMIC QON, Eksistensi Yayasan Pondok pesantren Al-Qona’ah,
pada tanggal 11 Maret 2011 telah resmi mendapat izin operasional pondok
pesantren dari Kementerian Agama melalui Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Gresik dengan Nomor Statistik 511235250160, sehingga seluruh pelaksanaan
kegiatan pondok pesantren telah memiliki legalitas dari pemerintah dan
masyarakat. Adapun kegiatan pondok
pesantren yang dimaksud meliputi: pendidikan formal dan nonformal, antara lain:
Sekolah Menengah Pertama, pendidikan diniyyah, pengajian kitab kuning, majlis
ta’lim, dzikir bersama, manaqib, dan memberikan bantuan pendidikan diniyah
terutama bagi kaum lemah, fakir miskin, yatim piatu, dan masyarakat sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar